BATOPAR.COM, INTERNASIONAL – Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO sepakat untuk meningkatkan target penimbunan amunisi. Hal ini terjadi saat aliansi militer blok Barat itu mulai merasakan kekurangan stok amunisi.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan saat ini jumlah amunisi yang dimiliki aliansi itu berkurang cukup banyak. Hal ini dikarenakan pengiriman kepada Ukraina yang sedang berupaya mengusir Rusia dari wilayah Donbass dan Krimea.
“NATO berencana untuk meningkatkan target stok amunisinya. Kami telah menyelesaikan survei stok yang tersisa,” paparnya kepada wartawan sebelum pertemuan Menteri Pertahanan NATO di Brussels, dikutip Reuters, Selasa (14/2/2023).
“Barat perlu meningkatkan produksi karena waktu tunggu amunisi kaliber besar meningkat menjadi 28 bulan dari 12 bulan.”
Sebelum serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, banyak negara NATO sebenarnya telah gagal memenuhi target penimbunan aliansi. Ini dikarenakan pemikiran bahwa perang dengan pertempuran artileri skala besar merupakan sesuatu yang menjadi masa lalu.
Baca Juga: Bukan Putin, Zelensky “Biang Kerok” Perang Rusia-Ukraina?
Tetapi laju pengiriman ke Ukraina, di mana pasukan Kyiv menembakkan hingga 10.000 peluru artileri setiap hari, telah menguras persediaan dan membuka lubang dalam efisiensi, kecepatan, serta tenaga rantai pasok.
“Jika Eropa melawan Rusia, beberapa negara akan kehabisan amunisi dalam beberapa hari,” kata seorang diplomat Eropa.
Stoltenberg mengatakan pasokan amunisi yang lebih tinggi sangat penting untuk memastikan aliansi dapat terus mendukung Ukraina, sambil melindungi setiap jengkal wilayahnya sendiri.
“Hampir satu tahun sejak invasi, Presiden Putin tidak mempersiapkan perdamaian, dia meluncurkan serangan baru,” kata Stoltenberg.
“Jelas bahwa kita berada dalam perlombaan logistik. Kemampuan utama seperti amunisi, bahan bakar, dan suku cadang harus mencapai Ukraina sebelum Rusia mengambil inisiatif di medan perang. Kecepatan akan menyelamatkan nyawa.”
Sementara itu, terkait kemungkinan manuver militer besar-besaran Rusia pada musim semi mendatang, Stoltenberg menjelaskan langkah itu kemungkinan hanya awal dari suatu langkah lain yang lebih besar.
“Apa yang kita lihat dilakukan oleh Presiden Putin sekarang adalah mengirim ribuan dan ribuan pasukan lagi, menerima jumlah korban yang sangat tinggi, mengalami kerugian besar tetapi memberikan tekanan pada Ukraina,” ujarnya lagi.
“Apa yang kurang dalam kualitas Rusia, mereka mencoba mengimbanginya secara kuantitas.”
Baca Juga: Amerika Minta Warganya Segera Tinggalkan Rusia, Ada Apa?
Dalam agenda pertemuan Menteri Pertahanan NATO, mereka disebutkan berencana untuk memperbarui target pembelanjaan pertahanan yang dirasa saat ini masih kurang. Tercatat, sejauh ini, mereka hanya menyepakati pembelanjaan pertahanan sebesar 2% dari PDB masing-masing anggota.
Selain itu, sebuah keputusan diharapkan dapat diambil pada KTT NATO di Lituania pada Juli. Lituania sendiri diketahui berbatasan langsung dengan Rusia dan Belarusia, yang merupakan sekutu dekat dari Moskow.
Komentar